Realita
Jika kita melihat cara kita meng-aplikasikan Hindu selama ini, adat memang lebih ditonjolkan. Banten (sesajen) yg begitu banyak dan membutuhkan biaya hingga ratusan juta untk sebuah upakara suci, penggunaan binatang-binatang sbg korban dibeli mahal pula, serta "iuran-iuran" ini dan itu untUk adat, yang tentunya ditengah himpitan ekonomi yang sulit saat ini akan makin sangat menyulitkan umat. Selain itu, ini pula titik lemah yg dimanfaatkan misionaris umat lain untuk mengajak berpindah ke agama yg lebih "murah" dan simple, bahkan menjamin Sorga (svarga). Padahal kita ketahui Weda mengajarkan kesederhanaan, "cukup setangkai bunga, setetes air, sebiji buah"(B.G) dan "Bhakti berupa Tattwa (ilmu pngetahuan) lebih bermutu.."
lalu pertanyaannya......
Jika kita melihat cara kita meng-aplikasikan Hindu selama ini, adat memang lebih ditonjolkan. Banten (sesajen) yg begitu banyak dan membutuhkan biaya hingga ratusan juta untk sebuah upakara suci, penggunaan binatang-binatang sbg korban dibeli mahal pula, serta "iuran-iuran" ini dan itu untUk adat, yang tentunya ditengah himpitan ekonomi yang sulit saat ini akan makin sangat menyulitkan umat. Selain itu, ini pula titik lemah yg dimanfaatkan misionaris umat lain untuk mengajak berpindah ke agama yg lebih "murah" dan simple, bahkan menjamin Sorga (svarga). Padahal kita ketahui Weda mengajarkan kesederhanaan, "cukup setangkai bunga, setetes air, sebiji buah"(B.G) dan "Bhakti berupa Tattwa (ilmu pngetahuan) lebih bermutu.."
lalu pertanyaannya......